Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kota Tangerang Selatan telah menyebabkan genangan air di sejumlah area. Meluapnya saluran drainase dan kali mengakibatkan ketinggian air bervariasi antara 30 sentimeter hingga satu meter, yang berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat.
Dalam kondisi seperti ini, banyak warga yang terpaksa menghadapi konsekuensi dari banjir. Sebagai contoh, di kawasan Rawa Buntu BSD, tinggi muka air hampir setinggi pinggang orang dewasa, bahkan satu unit mobil milik warga yang sedang diparkir ikut hanyut terseret banjir.
Genangan Air dan Dampaknya di Berbagai Lokasi
Berdasarkan informasi dari BPBD setempat, setidaknya ada 16 titik lokasi yang terdampak genangan air. Hal ini menunjukkan bahwa banjir bukan hanya fenomena sementara, tetapi bisa menjadi masalah berulang yang perlu penanganan serius. Di Gang Salam, Serpong, tinggi muka air tercatat mencapai 30 sentimeter, dan 11 kepala keluarga harus menanggung dampaknya akibat meluapnya saluran drainase.
Lebih jauh lagi, di perumahan Cipta Pesona Serpong 2, Kelurahan Muncul, Setu, banjir merendam area tersebut dengan ketinggian mencapai 90 sentimeter yang berdampak pada 90 kepala keluarga. Dalam beberapa kasus, rumah-rumah warga tidak hanya terendam, tetapi juga kehilangan barang-barang berharga mereka, menyoroti perlunya saat ini lebih banyak perhatian terhadap infrastruktur drainase.
Strategi Menghadapi Banjir untuk Masyarakat
Dalam menghadapi banjir, penting bagi masyarakat untuk memiliki rencana yang matang. Beberapa langkah yang bisa diambil termasuk meningkatkan kesadaran terhadap kondisi cuaca serta mempersiapkan tempat pengungsian apabila keadaan darurat terjadi. Selain itu, kolaborasi masyarakat dengan pemerintah setempat sangat penting dalam merancang dan memperbaiki sistem drainase yang ada, agar kerugian akibat banjir bisa diminimalisir.
Strategi lain yang dapat dipertimbangkan adalah penanaman pohon di sekitar area rawan banjir untuk membantu menyerap air. Penelitian menunjukkan bahwa vegetasi dapat berfungsi sebagai penahan air alami, sehingga mengurangi kecepatan aliran air saat hujan lebat.
Penutupan floodgate dan perbaikan saluran drainase yang sudah ada menjadi langkah penting lainnya yang perlu dilakukan oleh pengelola wilayah. Dengan strategi pendekatan yang proaktif, kita dapat mengurangi dampak banjir dalam jangka panjang dan melindungi komunitas dari kerusakan lebih lanjut.