Kondisi infrastruktur yang buruk kembali menjadi sorotan di Kabupaten Pandeglang, Banten. Seorang ibu bernama Wiwin (29) dari Kampung Ciluluk, Desa Leuwi Balang, Kecamatan Cikeusik, terpaksa melalui perjalanan yang sangat sulit untuk mendapatkan bantuan medis.
Peristiwa memilukan ini terjadi pada Kamis (29/5/2025) pagi, ketika Wiwin harus diangkut menggunakan perahu dan ditandu hanya untuk mencapai fasilitas kesehatan guna melahirkan anak pertamanya. Bagaimana sebenarnya situasi di lapangan yang menyulitkan warga, khususnya perempuan hamil, dalam mendapatkan layanan kesehatan yang diperlukan?
Akses Kesehatan yang Terhambat oleh Infrastruktur Buruk
Pemandangan jalanan yang rusak parah di daerah tersebut menjelaskan tantangan ekstrem yang dihadapi Wiwin. Perjalanan selama kurang lebih dua jam dengan perahu kayu menggarisbawahi betapa tidak layaknya akses transportasi di daerah terpencil. Wakil Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Leuwi Balang, Angga Permana, mengonfirmasi situasi ini, menegaskan bahwa kondisi jalan yang tidak bisa dilalui kendaraan memaksa warga untuk mencari alternatif yang lebih berisiko.
Data menunjukkan bahwa infrastruktur jalan yang memadai merupakan elemen penting dalam menjamin akses kesehatan yang baik. Dalam satu studi, daerah dengan akses jalan yang buruk memiliki angka kematian ibu yang lebih tinggi karena keterlambatan menerima perawatan. Hal ini menggugah kesadaran masyarakat akan perlunya urgensi perbaikan infrastruktur. Dengan kondisi yang seperti ini, apakah pihak terkait melakukan langkah nyata untuk memperbaikinya?
Urgensi Perbaikan Infrastruktur dan Akses Kesehatan
Kejadian yang dialami Wiwin bukanlah yang pertama. Banyak studi kasus lain menunjukkan bahwa infrastruktur yang buruk dapat berdampak serius pada kesehatan masyarakat, terutama di wilayah terpencil. Ini bukan hanya masalah aksesibilitas, tetapi juga menyangkut hak setiap individu untuk mendapatkan layanan kesehatan yang layak. Di saat Wiwin ditandu sejauh 200 meter oleh warga dan bidan desa, banyak perempuan lain yang mungkin mengalami hal serupa.
Pemanggilan ambulans Puskesmas Cikeusik yang datang di tengah jalan menjadi langkah terakhir untuk menyelamatkan situasi ini. Namun, ini seharusnya menjadi panggilan untuk bertindak bagi pengambil kebijakan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa investasi dalam infrastruktur dapat mengurangi biaya kesehatan jangka panjang serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Langkah apa yang akan diambil oleh pemerintah daerah untuk mencegah situasi serupa di masa mendatang?
Pengetahuan ini pun membawa kita pada kesadaran bahwa infrastruktur yang baik adalah kunci untuk memastikan akses kesehatan yang lebih baik bagi seluruh warga, terutama di daerah terpencil. Ketangguhan dan solidaritas masyarakat, seperti yang terlihat dalam perjalanan Wiwin, jelas menjadi faktor penentu, namun tidak seharusnya mereka harus melalui perjalanan serupa untuk mendapatkan bantuan. Perbaikan infrastruktur yang mendalam harus menjadi fokus utama, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.