www.arahberita.id – Laporan tentang dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah berkebutuhan khusus di Ciputat, Kota Tangerang Selatan, semakin mengemuka. Kasus ini terungkap setelah orang tua salah satu korban memperhatikan perubahan perilaku anaknya yang terlihat tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah.
Awalnya, sang ibu merasa curiga dan mulai menelusuri buku sekolah yang berisi foto-foto teman sekelas anaknya yang berinisial H. Dalam keterangannya, anak difabel tersebut menyatakan bahwa semua temannya bersikap baik, tetapi ketika ditanya mengenai guru yang bersangkutan, ia menunjuk kepada terlapor dengan menyatakan bahwa guru ini tidak baik. Namun, ia tidak dapat menjelaskan secara spesifik mengenai perilaku yang dianggap salah.
Pelecehan di Lingkungan Pendidikan Khusus
Kasus ini mencerminkan realitas yang terjadi di lingkungan pendidikan khusus, di mana anak-anak berkebutuhan khusus sering kali menjadi target pelecehan. Korban, yang merupakan penyandang autis, memiliki hambatan dalam berkomunikasi. Saat ditanya, ia hanya bisa menjawab dengan jelas kepada orang tertentu, seperti ibunya dan psikolognya. Hal ini membuat penggalian keterangan menjadi tantangan tersendiri bagi pihak berwenang.
Psikolog yang menangani kasus ini, Vero, mampu menerjemahkan keterangan terbatas dari korban dengan cara yang hati-hati dan perlahan. Pendekatan semacam ini penting mengingat keterbatasan yang dimiliki anak dalam mengekspresikan dirinya. Selain itu, kesulitan yang dialami korban dalam menjelaskan pengalaman menyakitkan ini memberikan gambaran tentang betapa yakinnya pelaku bahwa tindakan mereka bisa berlangsung tanpa diketahui oleh pihak berwenang.
Strategi Menangani Kasus Pelecehan
Pihak orang tua korban bersama kuasa hukum telah mengajukan pertanyaan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak di Polres Tangsel mengenai perkembangan kasus ini. Mereka berharap adanya pemanggilan terhadap terlapor serta dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Polri berencana memulai dengan meminta keterangan dari guru dan kepala sekolah sebelum mengambil langkah lebih lanjut terhadap terlapor.
Ini menjadi momentum penting untuk menyoroti perlunya perlindungan yang lebih baik bagi anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah. Kasus ini juga menunjukkan disyaratkannya adanya pembenahan dalam sistem pengawasan sekolah untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Penambahan CCTV di lingkungan sekolah merupakan salah satu langkah yang dapat memberikan keamanan tambahan bagi siswa.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan kasus ini bisa membawa dampak positif, baik bagi korban maupun untuk mencegah terjadinya pelanggaran serupa di masa depan. Sekolah memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua siswa, terutama bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
