www.arahberita.id – Di tengah perkembangan industri yang pesat, peran pendidikan vokasi menjadi semakin vital. Khususnya di bidang petrokimia, kerjasama antara industri dan institusi pendidikan diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang tidak hanya terampil, tetapi juga siap menghadapi tantangan di era modern.
Di Indonesia, Politeknik Industri Petrokimia Banten menjadi sorotan, mengingat lokasinya yang strategis di salah satu pusat industri terbesar. Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty, menekankan hal ini dalam kunjungan kerjanya pada bulan Juli 2025.
Evita mengungkapkan potensi besar Politeknik ini, dikarenakan ada 10 hingga 15 perusahaan petrokimia besar di Banten. Selain itu, dia mencatat bahwa kebutuhan tenaga kerja di sektor ini bisa mencapai ribuan, menunjukkan akan pentingnya peningkatan jumlah lulusan.
“Politeknik ini memiliki potensi luar biasa dan harus mampu memproduksi lebih banyak lulusan. Saat ini, meskipun kami baru meluluskan 124 mahasiswa, angka tersebut masih jauh dari cukup,” jelas Evita dalam keterangannya.
Evita juga menggarisbawahi perlunya dukungan dari industri, termasuk dalam bentuk beasiswa dan dukungan anggaran, untuk mewujudkan visi Politeknik ini. Dia percaya bahwa kualitas pendidikan yang diberikan akan menjadi investasi jangka panjang bagi sektor petrokimia.
“Lulusan dari Politeknik Petrokimia Banten akan menjadi aset untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri, dan ini bukan beban finansial. Ini adalah langkah menuju keberlanjutan industri kita,” tambahnya.
Transformasi Pendidikan Vokasi untuk Menjawab Tantangan Industri 4.0
Keberadaan Politeknik ini diharapkan dapat mendukung visi besar untuk mengatasi tantangan Revolusi Industri 4.0. Ketersediaan tenaga kerja terampil dan terdidik menjadi krusial bagi industri dalam menghadapi persaingan global.
Evita menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan institusi pendidikan. Kementerian Perindustrian dipandang perlu untuk berperan aktif dalam penyusunan rencana pengembangan politeknik.
“Kami perlu merancang grand design pengembangan Politeknik Petrokimia Banten agar setiap pihak mengetahui perannya masing-masing,” jelasnya lebih lanjut. Hal ini bertujuan agar semua pihak dapat bersinergi menuju satu tujuan.
Industrialisasi yang semakin meningkat membutuhkan perhatian lebih terhadap sistem pendidikan yang ada. Dengan mengadopsi teknologi terkini dan metode pengajaran yang relevan, lulusan siap masuk ke dunia kerja.
Dalam konteks ini, anggaran dari pemerintah tidak boleh menjadi satu-satunya sumber dana. Evita berpendapat bahwa industri juga harus berkomitmen untuk berkontribusi dalam hal ini.
Pentingnya Keterlibatan Industri dalam Pengembangan Politeknik
Kerjasama antara politeknik dengan perusahaan sangat diharapkan dapat memaksimalkan potensi lulusan. Ini menjadi bentuk tanggung jawab sosial industri untuk investasi jangka panjang dengan mencetak tenaga kerja berkualitas.
Politeknik ini telah menjalin MoU dengan 14 perusahaan yang menunjukkan keseriusan pihak industri dalam pendidikan. Evita mendorong agar industri tidak hanya terlibat dalam perjanjian saja, tetapi aktif dalam proses belajar-mengajar.
“Industri harus ikut berperan serta dalam proses pendidikan. Tanpa keterlibatan mereka, kami khawatir output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan,” tegas Evita.
Lebih jauh, ia menyatakan bahwa Partai PDI-Perjuangan akan melakukan kunjungan ke perusahaan-perusahaan petrokimia di Banten untuk mendalami peran mereka. Ini bertujuan memastikan bahwa sinergi antara pihak-pihak terkait berjalan dengan baik.
“Kunjungan ini sangat penting untuk memastikan bahwa semua elemen bekerja sama dengan tujuan yang sama. Kita harus memperhatikan pengembangan SDM yang memenuhi kebutuhan industri,” ujarnya.
Menjadi Model Pendidikan Vokasi Unggulan untuk Masa Depan
Dengan semua langkah yang diambil, Politeknik Petrokimia Banten diharapkan menjadi contoh pendidikan vokasi yang dapat meningkatkan daya saing nasional. Kolaborasi dan dukungan dari berbagai sektor sangat diperlukan untuk mencapai tujuan ini.
Evita menekankan bahwa dengan kerja sama yang kuat, institusi ini bisa menjadi model bagi politeknik lain di Indonesia. Daya saing sektor petrokimia nasional akan meningkat jika semua elemen berkomitmen untuk berkontribusi.
“Kita ingin menciptakan sebuah ekosistem pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada angka, tetapi juga kualitas dan relevansi,” ungkapnya. Ini penting agar lulusan benar-benar siap untuk terjun ke dunia industri.
Pendidikan vokasi memang memegang peran kunci dalam membangun kompetensi tenaga kerja. Melalui steps yang tepat, Politeknik Petrokimia Banten bisa menyiapkan lulusan yang siap bersaing secara global.
Akhir kata, dengan dukungan dari semua pihak, Politeknik Petrokimia Banten diharapkan dapat berkembang dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor yang sangat penting ini. Kolaborasi menjadi kunci sukses untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi industri petrokimia di Indonesia.