www.arahberita.id – Warga Desa Citeras, yang terletak di Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap rencana pengalihan jalur truk besar yang mengangkut pasir dan tanah melalui Jalan Tutul-Cisalak. Penolakan ini dinyatakan oleh Muhammad Jaenul Usman, salah satu tokoh masyarakat setempat, yang mengungkapkan keprihatinan mendalam mengenai keselamatan dan kenyamanan masyarakat.
Menurut Usman, jalur yang diusulkan sangat sempit dan sering dilalui oleh warga, baik pada siang maupun malam. Dengan adanya lalu lintas truk berat, dikhawatirkan akan menambah risiko kecelakaan yang sudah cukup tinggi di kawasan tersebut.
Selain itu, ia menekankan bahwa kekuatan dan kualitas jalan tidak memadai untuk dilewati oleh kendaraan berat. Seharusnya, pemerintah lebih mempertimbangkan kenyamanan dan keselamatan warga sebelum menerapkan kebijakan tersebut.
Pentingnya Diskusi Masyarakat Dalam Keputusan Pengalihan Jalur Truk
Usman mengungkapkan bahwa pengalihan jalur truk yang awalnya menuju Tanjakan Bang Arum menuju Jalan Tutul-Cisalak harus melalui musyawarah bersama masyarakat. “Kami tidak ingin keputusan yang diambil tanpa melibatkan suara masyarakat yang terkena dampak langsung,” tambahnya.
Keputusan tersebut seharusnya menjadi hasil kesepakatan, bukan sekedar edaran yang disebar melalui ponsel. Warga merasa terasing dalam proses pengambilan keputusan ini, dan meminta agar pemangku kebijakan tidak mengabaikan kepentingan mereka.
Rasa ketidakpuasan ini kian mencuat karena uji coba pengalihan jalur dilaksanakan tanpa adanya komunikasi yang jelas dengan masyarakat. “Kami berharap pihak berwenang mendengarkan suara kami dan mempertimbangkan kembali keputusan ini,” harapnya.
Risiko Kecelakaan dan Ancaman Keselamatan Masyarakat
Usman juga menunjukkan bahwa banyak warga yang harus melintas jalan tersebut untuk pergi bekerja, terutama pada malam hari. Dengan adanya truk-truk besar, risiko kecelakaan tentu akan meningkat, dan hal ini tidak bisa diabaikan.
“Jika alasan pengalihan jalur adalah untuk menghindari kecelakaan di Tanjakan Bang Arum, maka alasan yang sama juga berlaku untuk Jalan Tutul-Cisalak,” ujarnya dengan tegas. Ia menekankan bahwa memindahkan masalah bukanlah solusi yang tepat.
Usman menyatakan bahwa jika jalan ini dipaksakan untuk dilalui truk berat, akan ada lebih banyak korban yang mungkin jatuh, baik dalam bentuk menyebabkan kecelakaan ataupun melewatkan kesempatan yang ada untuk berbicara dengan pihak berwenang.
Peran Penting Pihak Kepolisian Dalam Menyelesaikan Masalah Ini
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Lebak, Muhammad Hafiz, mengkonfirmasi bahwa uji coba pengalihan jalur truk memang akan dilaksanakan. Ia mengungkapkan bahwa tujuan dari uji coba ini adalah untuk mengidentifikasi potensi masalah yang mungkin timbul.
Hafiz juga menyatakan bahwa evaluasi akan dilakukan setelah uji coba untuk menilai efektivitas pengalihan jalur tersebut. Meskipun demikian, penolakan dari masyarakat menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan.
“Kami akan membahas kembali dengan masyarakat dan pemerintah daerah untuk mendengarkan pendapat mereka,” katanya, menandakan bahwa dialog terbuka diharapkan bisa menciptakan solusi terbaik bagi semua pihak.
Komitmen Untuk Memastikan Keselamatan Warga Desa Citeras
Kepolisian berkomitmen untuk memastikan keselamatan masyarakat, dan salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah dengan melakukan pendekatan lebih mendalam kepada masyarakat. Mengadakan pertemuan secara rutin dapat membantu dalam menyampaikan informasi dan mendiskusikan isu-isu yang penting.
“Kami menghargai masukan dari warga dan akan berusaha untuk mencari solusi yang bisa menguntungkan semua pihak,” jelas Hafiz. Dialog yang konstruktif adalah kunci untuk mencapai kesepakatan yang sejalan dengan kebutuhan masyarakat.
Dengan adanya keinginan dari masyarakat dan dukungan pemerintah, diharapkan solusi yang dihasilkan akan mengatasi risiko yang ada dan memastikan kenyamanan bagi seluruh warga Desa Citeras.